Definisi Destar
* Kamus Dewan - pemuntal, setangan kepala, tengkolok, tanjak, kain (ikat kepala), destar beranting-anting (destar berapi-api yg biasa dipakai oleh penanri-penari), destar bertahta (destar yang disematkan perhiasan yg disebut jata), destar hitam berkotak (utk penghulu adat), destar pelangi (aneka warna), destar tebu setuntong dan lain.
* Kamus Besar Bahasa Melayu Utusan - pemuntal, setangan kepala, kain ikat kepala, tanjak, tengkolok, saluk atau sapu tangan.
* sejenis kain penutup kepala, bulang hulu, tengkolok, setangan kepala atau tanjak sama dengan definasi dr Kamus Umum Bahasa Indonesia.
* Berdasarkan kepada fungsi dan reka bentuknya, Umumnya, sejenis kain penutup kepala orang lelaki yang di pakai oleh raja, orang besar-besar atau pengantin dan pesilat
* Menurut Hassan Noel Ariffin, perkataan Destar berasal dari Parsi, berketurunan Bugis mengenali sebagai tengkolok atau setanjak.
* Satu cabang seni rupa Melayu 3 Dimensi berasakan pada bentuknya yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Hasil ciptaan ini sarat dengan nilai estetika disamping memperlihatkan ketekunan ketekunan dan kehalusan penciptanya yang tinggi.
* Tengkolok - Lebih menitikberatkan sifatnya seperti tinggi dan bertingkat-tingkat.
* Destar - Lebih rendah, lebih molek, kemas dan ringkas buatannya.
Destar Dari Sudut Sejarah
Di dalam sejarah tercatat perkataan Destar sebanagimana dalam Hikayat Abdullah yang berbunyi;
"maka datanglah persalin,
jika akan jadi Bendahara,
lima ceper persalinannya,
baju seceper,
kain seceper,
destar seceper,
sebai seceper,
ikat pinggang seceper,
jikalau anak raja-raja,
dan para menteri ceteria empat ceper juga,
ikat pinggang tiada,
jikalau bentara, sida-sida, hulubalang tiga ceper,
kain seceper,
baju seceper,
destar seceper,
ada yang semuanya sekali seceper,
ada yang tiada seceper, kain, baju, destar dibiru-biri sahaja,
maka diampu oleh hamba raja,
datang pada orang bergelar itu disampaikan di lehernya".
Perkataan Tengkolok juga terdapat di dalam cerita-cerita rakyat melayu. Di Dalam Hikayat Malim Deman misalnya, terdapat catatan tentang rupa bentuk pakaian raja-raja. Selain jenis pakaiannya, tengkolok adalah satu unsur yang sangat penting. Ini jelas sebagaimana berikut;
"Seluar intan dikarang
Karangan Husn dengan Hasaan
Tidak dapat zaman sekarang
Nantikan angin bergilir musim
Bajunya baldu tengkolok kuning
Selembang kian Bugis Kemabayat
kerisnya Jalak Jantan
berkerawang di pangkalnya
Dihujung Subhanaallah
Tengkolok Kampuh Pelangi
Bukan pelangi zaman ini
Tiap sudut ada hikmat
Tiap sudut ada azimat"
* Kamus Besar Bahasa Melayu Utusan - pemuntal, setangan kepala, kain ikat kepala, tanjak, tengkolok, saluk atau sapu tangan.
* sejenis kain penutup kepala, bulang hulu, tengkolok, setangan kepala atau tanjak sama dengan definasi dr Kamus Umum Bahasa Indonesia.
* Berdasarkan kepada fungsi dan reka bentuknya, Umumnya, sejenis kain penutup kepala orang lelaki yang di pakai oleh raja, orang besar-besar atau pengantin dan pesilat
* Menurut Hassan Noel Ariffin, perkataan Destar berasal dari Parsi, berketurunan Bugis mengenali sebagai tengkolok atau setanjak.
* Satu cabang seni rupa Melayu 3 Dimensi berasakan pada bentuknya yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Hasil ciptaan ini sarat dengan nilai estetika disamping memperlihatkan ketekunan ketekunan dan kehalusan penciptanya yang tinggi.
* Tengkolok - Lebih menitikberatkan sifatnya seperti tinggi dan bertingkat-tingkat.
* Destar - Lebih rendah, lebih molek, kemas dan ringkas buatannya.
Destar Dari Sudut Sejarah
Di dalam sejarah tercatat perkataan Destar sebanagimana dalam Hikayat Abdullah yang berbunyi;
"maka datanglah persalin,
jika akan jadi Bendahara,
lima ceper persalinannya,
baju seceper,
kain seceper,
destar seceper,
sebai seceper,
ikat pinggang seceper,
jikalau anak raja-raja,
dan para menteri ceteria empat ceper juga,
ikat pinggang tiada,
jikalau bentara, sida-sida, hulubalang tiga ceper,
kain seceper,
baju seceper,
destar seceper,
ada yang semuanya sekali seceper,
ada yang tiada seceper, kain, baju, destar dibiru-biri sahaja,
maka diampu oleh hamba raja,
datang pada orang bergelar itu disampaikan di lehernya".
Perkataan Tengkolok juga terdapat di dalam cerita-cerita rakyat melayu. Di Dalam Hikayat Malim Deman misalnya, terdapat catatan tentang rupa bentuk pakaian raja-raja. Selain jenis pakaiannya, tengkolok adalah satu unsur yang sangat penting. Ini jelas sebagaimana berikut;
"Seluar intan dikarang
Karangan Husn dengan Hasaan
Tidak dapat zaman sekarang
Nantikan angin bergilir musim
Bajunya baldu tengkolok kuning
Selembang kian Bugis Kemabayat
kerisnya Jalak Jantan
berkerawang di pangkalnya
Dihujung Subhanaallah
Tengkolok Kampuh Pelangi
Bukan pelangi zaman ini
Tiap sudut ada hikmat
Tiap sudut ada azimat"
No comments:
Post a Comment